Heru Ardila Putra

I am a Writer

Heru Ardila Putra

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat. Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit .
Erat volutpat. Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper.

  • 28300 Pekanbaru, Riau, Indonesia.
  • Line : heruardila, BBM : D9A852BC
  • heruardilaputra@gmail.com
  • www.sikumbang-designlab.blogspot.com
Me

My Professional Skills

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat.

Web Design 90%
Web Development 70%
App Development 95%
Wordpress 60%

Awesome features

Aliquam commodo arcu vel ante volutpat tempus. Praesent pulvinar velit at posuere mollis. Quisque libero sapien.

Animated elements

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Sed tempus cursus lectus vel pellentesque. Etiam tincidunt.

Responsive Design

Pellentesque ultricies ligula a libero porta, ut venenatis orci molestie. Vivamus vitae aliquet tellus, sed mollis libero.

Modern design

Duis ut ultricies nisi. Nulla risus odio, dictum vitae purus malesuada, cursus convallis justo. Sed a mi massa dolor.

Retina ready

Vivamus quis tempor purus, a eleifend purus. Ut sodales vel tellus vel vulputate. Fusce rhoncus semper magna.

Fast support

Suspendisse convallis sem eu ligula porta gravida. Suspendisse potenti. Lorem ipsum dolor sit amet, duis omis unde elit.

0
completed project
0
design award
0
facebook like
0
current projects
  • Usang-Asing

    Usang, telah usang kisah-kisah ini
    Asing, dan menjadi aneh untukku memulainya
    Bukan karna ku tak peduli dengan kisah-kisahku
    Ataupun acuhku untuk memiliki kasih.

    Kisah usang yang lama kutunggu,
    Kasih suci yang lama ku nanti,
    Berbeda namun berkaitan,
    Keduanya menjadi penantian panjang
    Yang entah kapan kan kutemukan.

    Karena kisah kasih ini tak akan menyatu
    Jika tak saling mencari, tak kan berhenti
    Jika tak menemukan, dan tak kan memisahkan
    Karena tahu betapa sulitnya mencari kisah dan kasih

    Kisah usang dan kasih asing ini,
    Mungkin kan kurapihkan dan ku bersihkan,
    Untuk menepiskan debu-debu kenangan,
    Dan puing-puing keindahan,

    Entah kini atau pun nanti, pasti kan kumulai kembali,
    Kisah usang dan kasih asing ini.

    Kutulis dilantai bersandarkan bantal,
    dari posko desa muara takus,Kampar

  • Terjebak dalam Ilusi dan Halusinasi

    Samar, tapi terlihat.
    Bisik, tapi terdengar.
    Tanpa, tapi terasa.
    Mungkinkah ada bayangmu disitu?
    Darimukah suara itu?
    Atau memang kau yang sedang berdiri didekatku?
    Bukan,Bukan itu yang ku mau!
    Aku masih mencari bayang, ucap, dan hadirnya saat ini.
    Bukan juga! Entahlah.
    Senyap dan sunyinya malamku
    Terusik dengan bisik dan bayang-bayang samar itu.
    Tapi aku merasa tenang dengan usik ini
    Nelangsa berbeda seolah sedang ditemani.
    Dan saat tersadar penuh halusinasi ini pun hilang. Terjebak aku dalam ilusi dan halusinasi ini.

  • Gang Sempit Saksi Bisu

    Malam bahagia katanya,
    Malam penuh cinta kata mereka,
    Dan aku pun berharap hal itu nyata.
    Malamku kuhabiskan disini, gang sempit.
    Bukan tak ada tempat lain yang bisa ku singgahi,
    Tapi semata hanya karna ingin melihatmu,
    Bertutur kata denganmu dan memberikan 'ini',
    Ya 'ini' yang sudah jadi milikmu.
    Sempat berkomunikasi sejenak di messenger ini,
    Tapi.. apa daya, tepat sembilan nol bol,
    Kau pergi dan kirimkan pesan "sorry".
    Tak mengapa bagiku,karna memang itu hakmu.
    Menunggu.. Menunggu.. Dan menunggu..
    Hingga rintik-rintik pun membasahi bumi.
    Bukan ku beranjak dari gang sempit ini,
    Tapi ku masih tetap terpaku disini,
    Tepat dibalik kaca ini ku menunggu,
    Tak jua terlihat tanda-tanda kehadiranmu.
    Entah lah, entah kau masih diluar
    Atau aku yang khilaf tak melihat mu masuk kedalam rumah itu.
    Dan ku masih ingat, tepat sepuluh lima belas
    Aku beranjak pergi, bukan dengan pasrah,tapi dengan doa.
    Doaku yang masih berharap kan bertemu suatu saat nanti.
    Egoku masih menghantui dan berkata,
    "Tinggalkan! Msh banyak yang harus kulakukan"
    Tapi hati kecilku mendominasi pikiranku
    Untuk tetap menantimu..
    Selamat malam, terimakasih gang sempit
    Masih mau menerimaku terdampar ditepian gang ini
    Untuk tetap menantinya.. :')

  • Bodoh? Bodo ah!

    Bodoh ya? Bodo ah!

    Ini ceritaku dan cintaku,
    Aku bilang ini cinta, tapi mereka bilang ini dusta,
    Aku bilang ini istemewa, tapi mereka bilang ini aniaya,
    Aku bilang ini bahagia, tapi mereka bilang ini siksa,
    Dan terakhir kalinya
    Aku masih mengatakan ini jodoh, dan mereka bilang ini bodoh!
    Entahlah kenapa tak satupun yang membenarkan cintaku ini.          
    Terkadang cinta memang tak berbalas,
    Tapi cinta luar biasaku ini pantas ku perjuangkan.
    Mungkin aku memang sedang berjalan dengan tak melihat
    Dan berjalan tanpa mendengar.
    Tapi yang harus kalian tau aku sedang memapah,
    Dan mengarahkan jalanku dengan hatiku.
    Terserah, hati ini sedang redup, layu, atau terbujur kaku
    Karna tanpa semangat dan bahagia darimu.
    Yang jelas kini aku masih menggunakan hatiku
    Untuk berlaku baik pada engkau dan hatimu.
    Pintaku hanya satu, mengerti dan temanilah hatiku.
    Hatiku yang telah usang tersayat sembilu,
    Sembuhkan lukaku, aku inginnya hatimu...

    Ditulis sejenak setelah ku terbangun minggu sore,
    diiringi merdunya kumandang adzan maghrib..

  • Ini Pendakianku. Entahlah.

              Ini tentang pendakian, entah bukit atau gunung terserah. Lama sudah berjalan menelusuri belukar-belukar, meniti dan menyeberangi sungai. Bukan tanpa halangan apalagi rintangan, karena memang mutlak akan keberadaannya.
              Sejenak? Tidak, atau hanya sesaat? Jelas tidak! Kurasa cukup berusia perjalanan dan penelusuran ini dijalani. Bukan tanpa peluh atau tanpa lapar dahaga. Tapi justru bekal semangat dan keyakinan yang melepas dahagaku dalam perjalanan ini.
              Selangkah demi selangkah terus melangkah maju sembari melirik-lirik ketinggian-ketinggian indah yang ingin dan harus mulai kudaki. Mendaki dan berusaha untuk tidak turun dan berusaha nyaman dengan keadaan diatas sana.
              Kemarin, aku melihat ada yang indah diatas sana. Tak tahu bukit apa akan kuberi nama, sebut saja itu bukit "putih". Putih yang penuh dengan arti. Entah kenapa akupun tak tahu bukit itu terlihat indah dan berbeda dari yang lain. Aku melihatnya disaat yang lain melirik bukit lain diseberangnya. Tapi tetap kuturuti kata hati, ini yang akan kudaki!
              Aku memang bukan pendaki ulung, cuma berbekal pendakian-pendakianku terdahulu. Dengan langkah lantang siaga, kumulai selangkah demi selangkah memasuki belukar dengan penuh hati-hati. Tak henti-henti kusapu rerumputan yang menghalangiku, tanpa terasa aku sudah berada ditubuh bukit putih ini. Nikmat dan aku sangat menikmati perjalanan ku sampai dipertengahan menuju puncak ini.
              Tapi entah kenapa semakin berat rasanya kaki-kaki kecilku untuk semakin melangkah. Seperti banyak yang bergelantungan dipundakku, dan aku tak tahu ini apa. Teduduk aku sejenak berfikir dan mengingat tentang beban yang ada dipundak yang mulai kelelahan ini.
              Oh my god! Teringat aku dengan besarnya beban dipundakku kini. Pengharapan dan angan-angan, telah menjadi beban terbesarku sejak kumulai pendakian ini. Aku hanya ingin mengantarkan pengharapan dan angan-angan besarku ini disana, ya tepat diatas bukit putih ini.
              Sebenarnya aku masih mampu untuk membawa beban ini terus ke puncak bukit putih ini, tapi gravitasi dan bayang-bayang yang bergelantungan padaku semakin membuatku perlahan terseret mundur menuruni bukit ini. Semakin ku coba naik,semakin aku tergelincir.
              Aku tak tahu lagi harus apa. Melihat bukit-bukit lain dengan pesona keindahannya masing-masing yang amat menantangku untuk kudaki, atau aku tetap melanjutkan pendakianku dengan melepas semua pengharapan dan angan-angan yang sejak awal ingin ku antarkan kesana? Lalu untuk apa aku kepuncak putih ini kalau tanpa membawa pengharapan dan angan-anganku ini?
              Entah lah! Kini aku masih berdiam duduk dan terpaku ditengah tubuh bukit ini menanti semangatku datang lagi. Entah semangat untuk tetap kepuncak putih ini, atau semangat untuk mencari pendakian lain yang aku rasa lebih mudah kulalui. Entahlah.

    Ditulis selasa senja, dibangku kuliahku
    Dengan hingar-bingar manusia pembawa harapan lainnya.-08/04/14

  • Seketika Kau Hilang

    Gulir panjang jemariku hingga akhir dan ternyata..
    Kau tak ada.
    Masuk dipencarian dengan tiga huruf awal dan ternyata..
    Kau tak ada.
    Mulai jantung berdegup kencang, panik dan takut.
    Takutku takut kehilangan.
    Kehilangan satu mata rantai yang tak banyak tersisa.
    Rantai itu rantai cerita, yang menghubungkanku denganmu.
    Dan ku yakin, memang benar kau yang telah menghilang.
    Ingin mencari, tapi dimana bisa kutemukan?
    Bahkan akupun tak ingat sebelumnya menemukanmu dimana.
    Mugkin tak ingin kuganggu.
    Tak ingin terganggu dan tak igin melihatku.
    Mungkin!
    Tapi, hanya dari keberadaanmu disitulah aku bisa menikmati mu,
    Menikmati senyummu dibalik murungku.
    Menikmati cantikmu dibalik berantakanku.
    Menikmati manismu dibalik pahitnya hatiku.
    Menikmati bahagiamu dibalik sedihku.
    Tolong..ngerti disini ada yang lebih.
    Dan kupendam untukmu.

    Ditulis minggu malam lelah,
    beberapa saat sejak kau menghilang

  • Let's Discuss with Me!

    You can discuss about health, graphic design, bussiness, marketing, etc.

    ADDRESS

    28300, Pekanbaru, Riau, Indonesia

    EMAIL

    heruardilaputra@gmail.com
    heruardilaputra@yahoo.com

    TELEPHONE

    +201 478 9800
    +501 478 9800

    SOCIAL MEDIA

    Facebook: Heru Ardila Putra
    Instagram: heruardila